Bayangkan malam yang sunyi, ketika dunia terlelap dalam kegelapan, dan seorang manusia mulia, Nabi Muhammad SAW, bersiap untuk beristirahat. Tidur bagi beliau bukan sekadar penutup hari, tetapi sebuah ritual yang penuh makna—perpaduan antara kesehatan tubuh, ketenangan jiwa, dan keberkahan hidup. Dalam kelembutan sunnahnya, tersimpan pelajaran yang hingga kini relevan untuk kita semua. Mari kita telusuri bagaimana Nabi tidur, dan mengapa kebiasaan sederhana ini begitu istimewa.
Miring ke Kanan: Posisi yang Penuh Hikmah
Nabi Muhammad SAW memiliki kebiasaan tidur yang khas: miring ke sisi kanan, dengan tangan kanan diletakkan di bawah pipi kanan. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari, Aisyah RA berkata, “Rasulullah SAW biasa tidur di sisi kanannya.” (Sahih Bukhari, Kitab Wudhu, Bab Tidur dalam Keadaan Suci, Hadits Nomor 247). Hal ini juga dikuatkan dalam riwayat Muslim (Sahih Muslim, Kitab Haid, Bab Tidur dalam Keadaan Suci, Hadits Nomor 2710).

Bukan sekadar kebiasaan, posisi ini ternyata menyimpan rahasia kesehatan. Para ahli medis modern menemukan bahwa tidur miring ke kanan meringankan beban jantung, karena organ vital ini tidak tertekan oleh berat tubuh. Pencernaan pun menjadi lebih lancar, sebab lambung yang berada di sisi kiri dapat bekerja optimal. Bukankah menakjubkan, bagaimana sunnah yang diajarkan 14 abad lalu begitu selaras dengan ilmu pengetahuan masa kini?
Doa Sebelum Tidur: Kunci Ketenangan Jiwa
Sebelum memejamkan mata, Nabi SAW tak pernah lupa melantunkan doa. Salah satu doa yang sering beliau baca adalah:
"بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوتُ وَأَحْيَا"
(Bismika Allahumma amutu wa ahya), yang berarti “Dengan nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup.”
Doa ini diriwayatkan dalam Sahih Bukhari, Kitab Da'awat, Bab Doa Sebelum Tidur, Hadits Nomor 6320 dan Sahih Muslim, Kitab Dzikkir, Bab Doa Sebelum Tidur, Hadits Nomor 2714.
Kalimat pendek ini bukan sekadar rangkaian kata, tetapi pengingat mendalam: tidur adalah “kematian kecil,” dan hanya Allah yang memiliki kuasa untuk menghidupkan kita kembali. Membaca doa ini tak hanya melindungi dari gangguan malam, tetapi juga menenangkan hati. Bayangkan, dalam kesederhanaan doa ini, kita menyerahkan diri sepenuhnya kepada Sang Pencipta.
Manfaat yang Mengalir dari Sunnah
Mengapa kita perlu meneladani tidur ala Nabi? Jawabannya terletak pada manfaat yang melimpah:
Hikmah di Balik Kesederhanaan
Dari kebiasaan tidur Nabi, kita belajar bahwa Islam merangkul setiap detail kehidupan dengan penuh kebijaksanaan. Tidur, yang bagi sebagian orang hanya rutinitas biasa, menjadi sarana ibadah bagi Nabi SAW. Ini adalah pengingat bahwa tak ada hal kecil dalam hidup seorang Muslim—semua bisa bernilai pahala jika diniatkan untuk mengikuti teladan Rasulullah.
Cobalah malam ini, saat Anda bersiap tidur, miringkan tubuh ke kanan, letakkan tangan di bawah pipi, dan bisikkan doa yang diajarkan Nabi. Rasakan bagaimana tubuh rileks, pikiran tenang, dan hati penuh harap akan perlindungan Allah. Bukankah indah, ketika tidur pun menjadi jembatan menuju keberkahan?
Referensi: