Dalam sebuah masjid yang penuh dengan sahabat Rasulullah ﷺ yang sedang beribadah, tiba-tiba seorang pria asing masuk dan melakukan sesuatu yang tak terduga—buang air kecil di sudut masjid! Tentu saja, hal ini mengejutkan dan menimbulkan kemarahan banyak orang. Tetapi bagaimana Rasulullah ﷺ menanggapi peristiwa ini? Inilah kisah nyata yang penuh dengan hikmah dan keteladanan.

Seorang Badui dan Kejadian Tak Terduga di Masjid Nabawi
Kisah ini diriwayatkan dalam beberapa hadis sahih, di antaranya oleh Imam Bukhari dan Muslim. Diceritakan bahwa suatu hari, seorang pria Badui—sebutan bagi orang Arab pedalaman yang biasanya belum terbiasa dengan aturan dan adab kota—datang ke Masjid Nabawi di Madinah.
Tanpa memahami kesucian tempat itu, ia menuju ke salah satu sudut masjid dan mulai buang air kecil! Para sahabat yang melihat kejadian ini langsung marah besar. Mereka bergegas hendak menghentikannya, bahkan mungkin ingin memukulnya karena tindakan yang dianggap tidak sopan dan mengotori rumah Allah.
Namun, sebelum mereka bertindak lebih jauh, Rasulullah ﷺ justru menahan mereka dan berkata:
"Biarkan dia menyelesaikannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Perintah ini tentu mengejutkan para sahabat. Bagaimana mungkin mereka harus membiarkan seseorang mencemari masjid? Namun, Rasulullah ﷺ memiliki pemikiran yang jauh lebih dalam daripada sekadar emosi sesaat.
Respon Rasulullah ﷺ yang Bijaksana
Setelah si Badui selesai, Rasulullah ﷺ dengan tenang mendekatinya. Beliau tidak marah atau membentaknya, melainkan berbicara dengan lembut dan penuh kasih sayang. Beliau menjelaskan bahwa masjid adalah tempat untuk ibadah, berzikir, dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan tempat untuk buang air.

Kemudian, Rasulullah ﷺ memerintahkan para sahabat untuk menuangkan seember air ke tempat yang terkena najis tersebut agar bersih kembali. Sederhana, efektif, dan tanpa perlu membuat kegaduhan atau mempermalukan si Badui.
Dalam hadis lain, disebutkan bahwa si Badui tersebut sangat tersentuh oleh kebaikan Rasulullah ﷺ. Bahkan, ia berdoa:
"Ya Allah, rahmatilah aku dan Muhammad, dan jangan rahmati orang lain." (HR. Bukhari)
Mendengar doa ini, Rasulullah ﷺ tersenyum dan berkata kepadanya:
"Engkau telah mempersempit sesuatu yang luas."
Beliau mengajarkan bahwa rahmat Allah tidak terbatas hanya untuk segelintir orang, tetapi untuk seluruh umat manusia.
Mengapa Rasulullah ﷺ Tidak Marah?
Banyak dari kita mungkin bertanya, mengapa Rasulullah ﷺ tidak langsung menegur dengan keras atau menghukum si Badui? Ada beberapa alasan mendalam di balik kebijaksanaan beliau:
Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
Kisah ini bukan hanya sekadar cerita tentang kebersihan di masjid, tetapi juga mengandung banyak pelajaran penting:
Mitos yang Beredar: Apakah Si Badui Ini Menjadi Ulama?
Beberapa cerita yang berkembang di masyarakat menyebutkan bahwa setelah kejadian ini, si Badui akhirnya menjadi seorang ulama besar dan menyebarkan Islam ke berbagai tempat. Namun, tidak ada dalil sahih yang mendukung cerita ini.
Yang benar adalah bahwa si Badui tersebut sangat tersentuh oleh akhlak Rasulullah ﷺ, tetapi tidak ada riwayat yang menyebutkan bahwa ia menjadi seorang ulama terkenal. Ini adalah contoh bagaimana mitos kadang muncul untuk menambah dramatisasi suatu kisah.
Belajar dari Kebijaksanaan Rasulullah ﷺ
Kisah ini menunjukkan kepada kita betapa luar biasanya karakter Rasulullah ﷺ dalam menghadapi situasi yang penuh emosi. Beliau tidak terburu-buru marah, tidak mempermalukan seseorang di depan umum, dan selalu mencari solusi yang terbaik bagi semua pihak.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin sering menghadapi orang-orang yang tidak tahu atau melakukan kesalahan. Cara kita menegur mereka bisa membuat perbedaan besar: apakah mereka akan belajar dan berubah, atau justru semakin menjauh. Rasulullah ﷺ mengajarkan kita bahwa kunci dari perubahan adalah kasih sayang, kesabaran, dan kebijaksanaan.
Di zaman yang serba cepat ini, kita sering bereaksi dengan emosi, baik di dunia nyata maupun di media sosial. Namun, kisah ini mengajarkan kita bahwa seringkali, reaksi terbaik bukanlah kemarahan, tetapi pemahaman dan kelembutan. Sebuah pelajaran yang sangat relevan untuk kita semua.