Langit malam selalu menyimpan rahasia. Sejak zaman dahulu, manusia telah menatap bintang-bintang dengan penuh keheranan. Namun, siapa sangka bahwa di antara miliaran bintang di alam semesta ini, ada yang benar-benar "mengetuk" seperti yang disebutkan dalam kitab suci Al-Qur'an lebih dari 1400 tahun lalu?
Fenomena ini tertulis dalam Surah At-Tariq, yang diawali dengan sumpah dari Allah:
وَالسَّمَاءِ وَالطَّارِقِ
"Demi langit dan At-Tariq." (QS. At-Tariq: 1)
Allah kemudian menjelaskan:
النَّجْمُ الثَّاقِبُ
"Bintang yang menembus (memancarkan cahaya terang)." (QS. At-Tariq: 3)
Saat pertama kali mendengar ayat ini, orang mungkin bertanya: Apa itu At-Tariq? Mengapa Allah menyebutnya sebagai bintang yang menembus?
Selama berabad-abad, maknanya masih menjadi misteri… hingga para ilmuwan menemukan sesuatu yang mengejutkan.
Ketukan dari Alam Semesta: Penemuan Ilmiah yang Mengejutkan
Pada tahun 1967, seorang ilmuwan Inggris bernama Jocelyn Bell Burnell bersama supervisornya Antony Hewish sedang melakukan penelitian menggunakan teleskop radio. Mereka mencoba menangkap sinyal dari luar angkasa, tetapi tiba-tiba mereka menemukan sesuatu yang aneh.
Sinyal yang mereka tangkap datang dalam pola yang sangat teratur, seperti ketukan atau denyut jantung.
Awalnya, para ilmuwan bahkan sempat mengira sinyal ini berasal dari kehidupan luar angkasa karena pola ketukannya begitu presisi! Namun, setelah penelitian lebih lanjut, mereka menemukan bahwa sinyal ini berasal dari pulsar, sejenis bintang neutron yang berputar dengan kecepatan luar biasa dan memancarkan gelombang radio dalam pola yang sangat teratur.
Jadi, pulsar ini benar-benar “mengetuk” di langit!
Yang lebih mengejutkan lagi, pulsar juga dikenal sebagai bintang yang menembus, karena radiasi dan medan magnetnya yang sangat kuat mampu menembus ruang angkasa dengan kekuatan luar biasa.
Bagaimana Nabi Muhammad Bisa Mengetahui Ini 1400 Tahun yang Lalu?
Fakta bahwa Al-Qur'an menyebutkan bintang yang “mengetuk” dan “menembus” jauh sebelum manusia memiliki teleskop dan ilmu astronomi canggih adalah sebuah keajaiban.
Di masa Rasulullah, manusia hanya bisa melihat bintang dengan mata telanjang. Tidak ada teleskop, tidak ada radio astronomi, dan tidak ada cara untuk mendeteksi sinyal dari luar angkasa. Bagaimana mungkin seorang pria yang hidup di padang pasir pada abad ke-7 bisa mengetahui tentang fenomena pulsar yang baru ditemukan di abad ke-20?
Jawabannya hanya satu: ini adalah wahyu dari Allah.
At-Tariq dan Pulsar: Bukti Keajaiban Al-Qur'an
Jika kita membandingkan penemuan ilmiah tentang pulsar dengan Surah At-Tariq, kita akan menemukan kesamaan yang mencengangkan:
Hal ini menjadi bukti bahwa Al-Qur'an bukan sekadar kitab biasa, melainkan wahyu dari Allah yang Maha Mengetahui segala sesuatu—bahkan sebelum manusia mampu menemukannya dengan ilmu pengetahuan modern.

Al-Qur'an dan Ilmu Pengetahuan Berjalan Seiring
Surah At-Tariq adalah salah satu bukti bahwa ilmu pengetahuan tidak bertentangan dengan wahyu, tetapi justru semakin membuktikan kebenaran Al-Qur'an. Apa yang dulu dianggap sebagai metafora kini terbukti sebagai fakta ilmiah.
Langit masih menyimpan banyak rahasia. Jika satu ayat saja telah mengungkap misteri yang baru bisa dipahami 1400 tahun kemudian, berapa banyak lagi rahasia lain yang menunggu untuk ditemukan?
Wallahu a'lam.
"Dan di langit terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang beriman."
(QS. Al-Jatsiyah [45]: 3)