
Dalam ajaran Islam, Munkar dan Nakir adalah dua malaikat yang bertugas menguji manusia setelah kematian. Begitu jasad dimasukkan ke dalam liang lahat dan orang-orang yang mengantarkan jenazah telah pergi, kedua malaikat ini akan datang. Mereka bukan malaikat yang membawa ketenangan seperti Jibril atau Mikail, tetapi malaikat penguji dengan rupa yang menggetarkan hati.
Dikisahkan dalam berbagai sumber Islam bahwa Munkar dan Nakir memiliki wujud yang luar biasa menakutkan. Wajah mereka hitam pekat, mata bersinar bagaikan kilatan petir, dan suara mereka bergemuruh seperti guntur. Dengan palu besar di tangan, mereka mendekati si mayit yang kini sendirian dalam kegelapan kubur.
Tanpa basa-basi, Munkar dan Nakir akan mengajukan tiga pertanyaan mendasar:
Bagi mereka yang selama hidupnya beriman dan beramal saleh, menjawab pertanyaan ini akan mudah. Lidah mereka akan fasih mengucapkan kebenaran, dan kuburnya akan diperluas serta diterangi cahaya. Namun, bagi mereka yang lalai dalam ibadah dan penuh dosa, pertanyaan-pertanyaan ini akan menjadi jerat yang mencekik. Mereka akan tergagap, kebingungan, dan akhirnya dihukum dengan siksaan kubur yang mengerikan.
Sejak dulu, banyak mitos dan kisah turun-temurun yang beredar tentang pengalaman menghadapi Munkar dan Nakir. Salah satunya adalah kisah seorang lelaki kaya raya yang semasa hidupnya sombong dan kikir. Ketika ia meninggal, keluarganya mengadakan upacara besar-besaran, tetapi di dalam kuburnya, ia merasakan ketakutan yang tak terbayangkan.
Saat Munkar dan Nakir datang, lelaki itu mencoba menjawab dengan kebohongan, berharap bisa menghindari hukuman. Namun, setiap kali ia berbohong, palu besar di tangan malaikat itu menghantamnya dengan kekuatan luar biasa. Tubuhnya hancur, hanya untuk kembali utuh dan dihantam lagi, berulang kali dalam siksa yang tak berkesudahan.
Tentu saja, kisah ini masuk dalam kategori mitos yang beredar di masyarakat. Namun, esensinya tetap mengingatkan manusia bahwa kehidupan setelah mati bukanlah hal yang bisa dihindari.
Terlepas dari mitos yang beredar, kepercayaan akan Munkar dan Nakir menegaskan bahwa manusia harus mempersiapkan diri sejak masih hidup. Bukan dengan menghafal jawaban, tetapi dengan menjalani kehidupan yang benar. Hanya mereka yang hatinya dipenuhi iman dan amal kebaikan yang akan mampu menjawab dengan yakin.
Kematian adalah kepastian, dan ujian di alam kubur adalah tahapan pertama sebelum perjalanan menuju akhirat yang kekal. Apakah kita siap menghadapinya?
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.