Dalam sejarah Islam, perjuangan bukan hanya milik kaum laki-laki. Para wanita muslimah juga memiliki peran besar dalam jihad, baik di medan perang maupun dalam perjuangan menegakkan agama. Mereka adalah simbol keteguhan, keberanian, dan keimanan yang menginspirasi generasi setelahnya. Kisah mereka bukan sekadar cerita, tetapi teladan bagi wanita muslimah di zaman modern untuk tetap teguh dalam prinsip dan iman.

1. Nusaibah binti Ka’ab: Perisai Rasulullah di Uhud
Salah satu sosok mujahidah yang paling dikenang adalah Nusaibah binti Ka’ab. Dalam Perang Uhud, ketika pasukan Muslim dalam keadaan genting akibat serangan mendadak dari kaum Quraisy, banyak sahabat tercerai-berai. Namun, Nusaibah tetap teguh di sisi Rasulullah ﷺ, melindungi beliau dengan pedangnya.
Diriwayatkan bahwa Nusaibah mengalami belasan luka di tubuhnya, tetapi tetap bertahan. Bahkan, ketika Rasulullah ﷺ melihat keberaniannya, beliau bersabda:
“Di setiap arah aku menoleh di medan perang, aku melihat Nusaibah bertempur membelaku.” (HR. Ibnu Sa’ad)
Nusaibah tidak hanya menunjukkan keberanian di Uhud, tetapi juga dalam Perang Yamamah melawan Musailamah al-Kazzab. Tangannya terluka parah, tetapi ia tetap bertempur demi Islam.
2. Asma’ binti Abu Bakar: Sang ‘Dua Sabuk’ yang Menyelamatkan Hijrah
Hijrah Rasulullah ﷺ ke Madinah tidak akan berjalan lancar tanpa bantuan Asma’ binti Abu Bakar. Saat ayahnya, Abu Bakar, menemani Rasulullah dalam perjalanan, Asma’ berperan sebagai pengantar logistik ke Gua Tsur. Dengan cerdik, ia menyembunyikan makanan dalam sabuk kainnya, hingga ia dijuluki Dzatun Nithaqain (wanita dengan dua sabuk).
Ketika kaum Quraisy mendatangi rumahnya dan bertanya tentang keberadaan ayahnya, Asma’ dengan tegas berkata bahwa ia tidak tahu. Bahkan ketika ditampar oleh Abu Jahal, ia tetap teguh dalam pendiriannya.
Keberanian dan kecerdasannya menjadikannya salah satu mujahidah yang berperan besar dalam sejarah Islam, meskipun ia tidak turun ke medan perang.
3. Khawlah binti Al-Azwar: Singa Betina di Medan Perang
Khawlah binti Al-Azwar adalah seorang pejuang tangguh yang dikenal karena keberaniannya dalam medan perang. Dikisahkan dalam Perang Yarmuk, ia menyamar dengan baju perang dan bertempur dengan gagah berani, menebas pasukan Romawi tanpa ada yang tahu bahwa ia adalah seorang wanita.
Saat saudaranya, Dhirar bin Al-Azwar, ditangkap musuh, Khawlah memimpin sekelompok wanita untuk menyerang pasukan Romawi. Dengan tekad yang kuat, mereka berhasil membebaskan para tawanan, membuktikan bahwa keberanian tidak terbatas pada jenis kelamin.
4. Sumayyah binti Khayyat: Syahidah Pertama dalam Islam
Tidak semua mujahidah mengangkat senjata. Sumayyah binti Khayyat adalah contoh nyata bahwa keteguhan iman bisa menjadi bentuk jihad terbesar. Ia adalah orang pertama yang mati syahid dalam Islam setelah disiksa dengan kejam oleh Abu Jahal karena menolak meninggalkan keimanannya.
Ketika Abu Jahal memaksa Sumayyah untuk kembali kepada kepercayaan lama, ia dengan tegas menolak. Hingga akhirnya, ia dibunuh dengan tombak. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Sumayyah adalah penghuni surga, sebagai ganjaran atas kesabarannya dalam mempertahankan iman.
5. Aisyah binti Abu Bakar: Ilmuwan dan Mujahidah
Aisyah tidak hanya dikenal sebagai istri Rasulullah ﷺ, tetapi juga sebagai seorang ilmuwan, ahli hadis, dan pemimpin. Dalam Perang Jamal, ia memimpin ribuan pasukan. Meskipun akhirnya terjadi konflik yang menyedihkan, keberanian dan kecerdasannya diakui oleh banyak sahabat.
Bahkan setelah masa perang, Aisyah tetap berperan dalam menyebarkan ilmu Islam. Diriwayatkan bahwa hampir seperempat hukum Islam berasal dari hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah.
Kesimpulan: Mujahidah Adalah Teladan Sepanjang Zaman
Kisah para mujahidah ini bukan hanya untuk dikagumi, tetapi untuk dijadikan inspirasi bagi wanita muslimah di masa kini. Mereka menunjukkan bahwa jihad tidak selalu berarti perang, tetapi juga perjuangan dalam mempertahankan iman, ilmu, dan kehormatan.
Dari Nusaibah yang melindungi Rasulullah ﷺ, Asma’ yang membantu hijrah, Khawlah yang bertempur, Sumayyah yang syahid, hingga Aisyah yang menyebarkan ilmu—semua membuktikan bahwa wanita memiliki peran luar biasa dalam Islam.
Mereka bukan sekadar nama dalam sejarah, tetapi pelita yang menerangi jalan bagi wanita muslimah di setiap zaman.