
Dari sana, langkahnya semakin jauh. Ia berjalan ribuan kilometer, dari kota ke kota, hanya untuk satu tujuan: mengumpulkan hadis Rasulullah yang benar-benar shahih. Ia pergi ke Basrah, Kufah, Baghdad, Mesir, Khurasan, dan banyak tempat lainnya. Tidak jarang, ia menghadapi kelaparan, kelelahan, bahkan fitnah dari mereka yang tidak menyukai metodenya yang ketat dalam menyeleksi hadis.
Dalam sebuah riwayat, diceritakan bahwa ia pernah kehabisan bekal dalam perjalanan, hingga harus bertahan hanya dengan makan rumput liar. Namun, tekadnya tetap teguh.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita sudah benar-benar berusaha sekuat tenaga dalam mencari ilmu?
Semakin tinggi seseorang dalam keilmuan, semakin besar ujian yang dihadapinya. Begitu juga Imam Bukhari. Ketika ia kembali ke negerinya, ia dituduh dengan fitnah yang keji, bahkan oleh sebagian ulama yang merasa iri dengan ilmunya. Ia diusir, ditolak, dan dijauhi oleh banyak orang yang sebelumnya menghormatinya.
Namun, di saat manusia menjauhinya, Allah tetap bersamanya. Dengan keteguhan hati, ia tetap melanjutkan pekerjaannya menyusun kitab Shahih al-Bukhari, yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam ilmu hadis.
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Imam Bukhari tidak membiarkan hinaan dan penolakan menghentikannya. Ia tetap menulis, mengajar, dan beribadah dengan penuh ketakwaan.
Kita sering takut dikritik atau difitnah. Namun, apakah kita sudah belajar dari Imam Bukhari tentang bagaimana bersabar dan tetap berada di jalan kebenaran?
Imam Bukhari wafat dalam kesendirian di sebuah desa kecil bernama Khartank, dekat Samarkand. Namun, ia meninggalkan warisan yang tidak akan pernah pudar. Kitabnya menjadi rujukan utama bagi seluruh umat Islam hingga hari ini. Namanya disebut dengan penuh penghormatan di seluruh dunia.
Allah berfirman:
"Adapun buih itu akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; tetapi yang memberi manfaat kepada manusia, akan tetap di bumi." (QS. Ar-Ra’d: 17)
Hidup Imam Bukhari telah berakhir, tetapi manfaat dari ilmunya tetap ada. Begitu juga dengan kita, apa warisan yang ingin kita tinggalkan?
Kisah Imam Bukhari mengajarkan kita bahwa ilmu tidak bisa diraih dengan kemalasan, kesuksesan tidak datang tanpa ujian, dan kebenaran harus diperjuangkan meskipun sulit. Jika kita benar-benar ingin meneladani perjalanan beliau, maka jangan pernah berhenti belajar, bersabar dalam cobaan, dan selalu meniatkan segala sesuatu karena Allah.
Sudahkah kita berusaha seperti beliau?
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.