Ketika Rasulullah Diberi Pilihan: Hidup Kaya atau Hidup Sederhana?
Kisah dari Hadist

Ketika Rasulullah Diberi Pilihan: Hidup Kaya atau Hidup Sederhana?

Rasulullah ﷺ adalah sosok manusia yang paling berhak untuk menikmati kekayaan dunia. Sebagai utusan Allah, beliau memiliki pengaruh besar di jazirah Arab dan dihormati oleh para sahabat serta penguasa di sekitarnya. Namun, ketika diberi pilihan antara hidup dalam kemewahan atau hidup sederhana, beliau tanpa ragu memilih yang kedua.

Tawaran Kekayaan dari Malaikat Jibril

Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa suatu hari Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah ﷺ dengan sebuah tawaran: apakah beliau ingin menjadi nabi yang kaya seperti Nabi Sulaiman atau tetap hidup sederhana seperti yang beliau jalani saat itu?

Tanpa berpikir lama, Rasulullah ﷺ memilih untuk hidup sederhana. Ini bukan karena beliau tidak bisa hidup dalam kemewahan, tetapi karena beliau ingin menunjukkan kepada umatnya bagaimana cara hidup yang penuh ketakwaan tanpa terikat oleh dunia.

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan At-Tirmidzi, Rasulullah ﷺ bersabda:

"Apa urusanku dengan dunia ini? Aku dan dunia hanyalah seperti seorang pengembara yang berteduh di bawah pohon, lalu pergi meninggalkannya."

Pilihan ini bukanlah keputusan yang mudah. Sebagai manusia biasa, tentu saja beliau juga pernah merasakan lapar, haus, dan kekurangan materi. Bahkan dalam satu riwayat disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengganjal perutnya dengan batu untuk menahan lapar. Namun, beliau tetap teguh pada prinsip hidupnya.

Rasulullah dan Hartanya: Ketika Kekayaan Datang, Langsung Dibagikan

Banyak yang salah sangka bahwa Rasulullah ﷺ hidup miskin karena tidak bisa mendapatkan harta. Faktanya, beliau beberapa kali memiliki harta dalam jumlah besar. Misalnya, saat kemenangan di Khaibar, Rasulullah ﷺ mendapat bagian rampasan perang yang melimpah. Begitu juga setelah Fathu Makkah, berbagai suku dan kabilah berlomba-lomba memberikan hadiah kepada beliau. Namun, apa yang beliau lakukan dengan semua itu?

Beliau tidak pernah menyimpannya untuk diri sendiri. Semua harta yang datang, segera dibagikan kepada fakir miskin, anak yatim, dan orang-orang yang membutuhkan. Bahkan, dalam banyak kesempatan, Rasulullah ﷺ lebih memilih untuk tidak menyimpan makanan di rumahnya lebih dari satu atau dua hari. Pernah suatu hari Aisyah r.a. bertanya mengapa Rasulullah ﷺ tidak menyimpan lebih banyak makanan, beliau hanya tersenyum dan berkata bahwa beliau lebih suka memberikan kepada yang lebih membutuhkan.

Rumah Rasulullah ﷺ: Sederhana Tapi Penuh Cahaya

Jika membayangkan rumah seorang pemimpin besar, kita mungkin berpikir tentang istana megah, perabotan mewah, dan makanan berlimpah. Namun, rumah Rasulullah ﷺ justru sebaliknya.

Kamar beliau hanya berukuran beberapa meter persegi, cukup untuk satu atau dua orang tidur. Dindingnya terbuat dari tanah liat, atapnya dari pelepah kurma. Perabotannya sangat sederhana, hanya ada tikar dari anyaman daun kurma dan sebuah bantal berisi serat kurma.

Pernah suatu ketika Umar bin Khattab r.a. menangis melihat keadaan kamar Rasulullah ﷺ. Ia membandingkannya dengan para raja Persia dan Romawi yang hidup dalam kemewahan. Rasulullah ﷺ tersenyum dan berkata:

"Tidakkah engkau ridha, wahai Umar, bahwa mereka memiliki dunia, sedangkan kita memiliki akhirat?"

Mitos yang Beredar: Rasulullah Bisa Mengubah Batu Menjadi Emas?

Beberapa kisah yang beredar di masyarakat menyebutkan bahwa Rasulullah ﷺ sebenarnya memiliki kekuatan untuk mengubah batu menjadi emas, tetapi beliau menolaknya. Kisah ini banyak diceritakan di kalangan masyarakat sebagai bukti bahwa Rasulullah ﷺ benar-benar memilih hidup sederhana. Namun, tidak ada dalil yang kuat dalam hadis atau sirah yang mendukung cerita ini.

Yang benar adalah bahwa beliau pernah ditawari gunung emas oleh Allah, tetapi beliau lebih memilih untuk berdoa setiap hari, meminta rezeki yang cukup untuk bertahan hidup. Dalam hadis riwayat At-Tirmidzi, Rasulullah ﷺ berkata:

"Ya Allah, jadikanlah rezekiku sekadar cukup untuk hari ini."

Ini menunjukkan bahwa kesederhanaan Rasulullah ﷺ bukan karena keterpaksaan, tetapi karena kesadaran bahwa dunia ini hanya sementara.

Hikmah di Balik Kesederhanaan Rasulullah ﷺ

Mengapa Rasulullah ﷺ memilih hidup sederhana padahal beliau bisa hidup dalam kekayaan? Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil:

  • Memberi contoh kepada umatnya – Jika Rasulullah ﷺ hidup dalam kemewahan, umatnya mungkin akan kesulitan meneladani beliau.
  • Mengajarkan zuhud – Hidup sederhana bukan berarti menolak dunia, tetapi tidak menjadikannya sebagai tujuan utama.
  • Fokus pada akhirat – Dengan hidup sederhana, Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa kebahagiaan sejati ada pada hubungan kita dengan Allah, bukan pada harta benda.
  • Menunjukkan keadilan – Beliau ingin memastikan bahwa tidak ada kesenjangan sosial yang tajam antara dirinya dan rakyatnya.
  • Pilihan yang Menjadi Teladan

    Rasulullah ﷺ memilih hidup sederhana bukan karena tidak mampu kaya, tetapi karena beliau ingin menjadi contoh nyata bagi umatnya. Kesederhanaan beliau bukan hanya terlihat dalam cara hidupnya, tetapi juga dalam cara beliau memandang dunia.

    Di tengah dunia yang semakin materialistis ini, pilihan Rasulullah ﷺ menjadi pelajaran penting bagi kita. Bahwa kebahagiaan sejati tidak datang dari harta, tetapi dari hati yang bersih dan penuh ketakwaan. Sebuah kisah yang sederhana, tetapi penuh makna dan inspirasi bagi siapa saja yang ingin meneladani beliau.