Ketika Nabi Muhammad Bercanda: Kisah dan Hikmah di Baliknya
Kisah Keseharian Nabi

Ketika Nabi Muhammad Bercanda: Kisah dan Hikmah di Baliknya

Rasulullah Muhammad ﷺ dikenal sebagai sosok yang penuh kasih sayang dan kebijaksanaan. Di balik peran beliau sebagai pemimpin umat, terdapat sisi humanis yang kerap ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya melalui canda dan humor yang tetap dalam koridor kebenaran. Humor beliau tidak mengandung kebohongan, tidak menyakiti perasaan, serta selalu memiliki makna mendalam. Berikut ini beberapa kisah yang menggambarkan bagaimana Rasulullah ﷺ bercanda dengan sahabat dan keluarganya.

1. Candaan dengan Seorang Wanita Tua

Suatu ketika, seorang wanita tua datang kepada Rasulullah ﷺ dan bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah wanita tua seperti saya ini bisa masuk surga?" Rasulullah ﷺ pun tersenyum dan menjawab, "Wahai ibu, sesungguhnya di surga tidak ada wanita tua."

Mendengar jawaban itu, wanita tersebut menangis karena mengira dirinya tidak akan masuk surga. Namun, Rasulullah ﷺ kemudian menjelaskan, "Tidakkah engkau mendengar firman Allah? ‘Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya.’ (QS. Al-Waqi'ah: 35-37)."

Dari kisah ini, kita belajar bahwa Rasulullah ﷺ bukan hanya seorang nabi dan pemimpin, tetapi juga seorang yang memiliki kelembutan hati dan cara bercanda yang menyenangkan tanpa menyakiti.

2. Candaan dengan Seorang Kakek yang Ingin Masuk Surga

Dalam sebuah riwayat lain, seorang pria tua datang kepada Rasulullah ﷺ dan bertanya, "Ya Rasulullah, apakah aku bisa masuk surga?" Rasulullah ﷺ dengan tersenyum berkata, "Tidak ada orang tua yang akan masuk surga." Orang tua tersebut terkejut dan merasa sedih. Kemudian, Rasulullah ﷺ melanjutkan, "Engkau akan masuk surga, tetapi dalam keadaan muda, karena Allah berfirman bahwa di surga mereka (penghuninya) diciptakan dalam keadaan muda kembali." (HR. At-Tirmidzi, no. 2562)

Dari kisah ini, kita belajar bahwa humor yang baik bukanlah tentang merendahkan atau menyakiti orang lain, melainkan bisa menjadi cara yang indah untuk menyampaikan kabar baik dan menenangkan hati.

3. Candaan kepada Anas bin Malik

Abu Umair adalah seorang anak kecil yang sangat disayangi oleh Rasulullah ﷺ. Suatu hari, Nabi Muhammad ﷺ melihat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bersedih. Ketika ditanya, Anas menjawab bahwa burung piaraannya mati. Rasulullah ﷺ pun dengan lembut menghibur Anas dan bercanda, "Wahai Abu ‘Umair, apa yang sedang dilakukan oleh si burung kecil itu?" (HR. Al-Bukhari, no. 6129)

Candaan Rasulullah ﷺ ini mengajarkan kita bahwa humor bisa menjadi sarana menghibur orang lain, bahkan dalam keadaan sedih sekalipun. Dengan cara ini, Rasulullah ﷺ menunjukkan kepedulian dan kasih sayang yang luar biasa.

3. Siapa yang Akan Membeli Budakku Ini?

Diriwayatkan dalam hadits bahwa ada seorang sahabat bernama Zahir bin Haram yang memiliki tubuh pendek dan penampilan yang sederhana. Meskipun demikian, Rasulullah ﷺ sangat menyayanginya dan sering bersikap ramah kepadanya.

Pada suatu hari, Rasulullah ﷺ melihat Zahir berdiri di pasar. Kemudian, dengan nada bercanda, Rasulullah ﷺ mendekati Zahir dari belakang dan memeluknya seraya berkata, “Siapakah yang mau membeli budakku ini?” Mendengar ini, Zahir pun tertawa dan berkata, “Wahai Rasulullah, aku ini sudah tua dan tidak menarik. Siapa yang mau membeliku?” Rasulullah ﷺ tersenyum dan berkata, “Tapi di sisi Allah, engkau bukanlah orang yang tidak berharga.” (HR. Ahmad no. 19127)

Candaan ini tidak hanya mengundang tawa, tetapi juga menunjukkan bagaimana Rasulullah ﷺ selalu berusaha membangkitkan kepercayaan diri sahabatnya dan menunjukkan betapa berharganya mereka di sisi Allah.

Hikmah dari Cara Rasulullah ﷺ Bercanda

Dari berbagai kisah di atas, ada beberapa pelajaran berharga yang bisa kita petik:

  • Bercanda Itu Dibolehkan, Asalkan Tidak Berlebihan
  • Tidak Ada Kebohongan dalam Candaan
  • Tidak Boleh Menyakiti Perasaan Orang Lain
  • Gunakan Humor untuk Kebaikan
  • Kesimpulan

    Rasulullah ﷺ adalah teladan terbaik dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam bercanda. Beliau tidak pernah berdusta dalam gurauannya, tidak pernah menyakiti perasaan orang lain, dan selalu menggunakan humor untuk menumbuhkan cinta dan kedekatan. Sebagai umatnya, kita dapat meneladani beliau dalam menjaga keseimbangan antara keseriusan dan keceriaan dalam kehidupan sehari-hari.

    Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari akhlak Rasulullah ﷺ dalam bercanda dan menerapkannya dalam interaksi kita dengan sesama. Wallahu a’lam bishawab.