
Namun, apa yang terjadi? Banyak orang di Babil yang mengabaikan peringatan suci itu. Hati mereka sudah terlanjur gelap oleh keinginan untuk mendapatkan kekuatan instan, untuk mencelakakan orang lain, atau untuk keuntungan dunia semata. Mereka tidak peduli dengan risiko kehilangan iman dan murka Allah.
Mereka tetap nekat mempelajari sihir dari Harut dan Marut (dan juga dari setan-setan). Al-Qur'an secara spesifik menyebutkan salah satu jenis sihir yang mereka pelajari: sihir yang tujuannya memisahkan antara seorang suami dengan istrinya. Ini adalah contoh nyata betapa destruktifnya sihir. Ia tidak hanya merusak hubungan manusia dengan Tuhannya, tetapi juga merusak ikatan paling suci dalam masyarakat, yaitu keluarga.
Mereka tahu betul (atau setidaknya diberi tahu) bahwa siapa pun yang menukar imannya demi sihir, tidak akan mendapatkan bagian kebaikan apapun di akhirat. Mereka menjual "diri" mereka, yaitu iman dan keselamatan di akhirat, dengan harga yang sangat murah, yaitu ilmu sihir yang membawa celaka. Sungguh pilihan yang sangat buruk!
Kisah Harut dan Marut ini adalah bukti dari Al-Qur'an bahwa sihir itu ada, bisa dipelajari, dan sangat berbahaya. Meskipun sihir hanya bisa mencelakakan dengan izin Allah, keinginan untuk mempelajarinya dan menggunakannya, terutama setelah diberi peringatan, adalah tanda kelemahan iman yang parah, bahkan bisa mengarah pada kekafiran atau kesyirikan.
Penting untuk kita ingat, Nabi Muhammad ﷺ sendiri telah memberikan peringatan keras tentang sihir. Beliau memasukkan sihir ke dalam daftar tujuh dosa paling membinasakan dalam Islam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah, Nabi ﷺ bersabda: "Jauhilah tujuh dosa yang membinasakan!" Para sahabat bertanya, "Apa saja itu, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, "Yang pertama adalah menyekutukan Allah (syirik), yang kedua adalah sihir..." (dan disebutkan lima dosa besar lainnya seperti membunuh jiwa yang diharamkan, makan riba, dll).
Hadits ini menunjukkan betapa seriusnya dosa sihir di mata Allah. Ia diletakkan tepat setelah dosa syirik, dosa terbesar yang tidak diampuni jika pelakunya meninggal dalam keadaan belum bertaubat. Ini karena praktik sihir seringkali melibatkan persekutuan dengan setan, meminta bantuan kepada selain Allah, dan menentang kekuasaan serta hukum-hukum-Nya.
Dari kisah Harut dan Marut yang lebih detail ini, kita bisa mengambil pelajaran yang sangat mendalam dan relevan hingga hari ini:
Kisah Harut dan Marut adalah cerita tentang sebuah ujian keimanan yang berat di masa lalu, di mana manusia dihadapkan pada pilihan antara petunjuk Allah dan godaan sihir yang menyesatkan. Ini adalah pengingat abadi bagi kita semua untuk selalu waspada, memegang teguh tali keimanan, dan menjauhi segala sesuatu yang bisa merusaknya, demi keselamatan kita di dunia dan akhirat.
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.