
Yang mengejutkan, fenomena ini ternyata telah disebutkan dalam Al-Qur’an sejak lebih dari 14 abad yang lalu, ketika teknologi untuk menjelajahi kedalaman laut belum ada. Bagaimana mungkin kitab suci yang diturunkan di abad ke-7 sudah mengungkap fakta ilmiah yang baru ditemukan di era modern?
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
"Atau seperti kegelapan di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, di atasnya ada ombak (lagi), di atasnya lagi ada awan; kegelapan yang bertumpuk-tumpuk. Jika seseorang mengeluarkan tangannya, niscaya dia tidak dapat melihatnya. Dan barang siapa yang tidak diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah, maka dia tidak memiliki cahaya sedikit pun."
(QS. An-Nur: 40)
Gelombang internal di bawah laut pertama kali diamati oleh para ilmuwan pada abad ke-20. Gelombang ini terjadi di antara lapisan air laut yang memiliki perbedaan kerapatan (densitas) akibat suhu dan salinitas yang berbeda.
Gelombang internal ini tidak terlihat oleh mata manusia, tetapi dapat dideteksi menggunakan peralatan khusus seperti alat sonar dan satelit oseanografi. Para ilmuwan menemukan bahwa gelombang internal ini bergerak lambat, namun memiliki ukuran yang sangat besar, bahkan bisa mencapai 100 meter hingga 200 meter tingginya.
Ketika ilmuwan menemukan gelombang internal, mereka juga menyadari bahwa di bawah kedalaman tertentu, cahaya matahari tidak dapat menembus lautan.
Hal ini sesuai dengan deskripsi dalam Al-Qur’an tentang "kegelapan yang bertumpuk-tumpuk" di kedalaman lautan.
Penemuan ilmiah tentang gelombang internal membuktikan bahwa Al-Qur’an memiliki kebenaran ilmiah yang melampaui zaman. Ayat-ayat yang diturunkan lebih dari 1400 tahun yang lalu ternyata sesuai dengan fakta yang baru ditemukan pada abad ke-20.
Fenomena gelombang internal menunjukkan keagungan ciptaan Allah SWT. Lautan yang tampak tenang di permukaan ternyata memiliki lapisan-lapisan gelombang tersembunyi yang tidak bisa dilihat dengan mata telanjang.
Ayat dalam QS. An-Nur: 40 juga bisa dimaknai secara spiritual.
Penemuan tentang gelombang internal di bawah laut adalah salah satu dari sekian banyak fakta ilmiah yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an sebelum ditemukan oleh manusia.
Tidak mungkin di masa Rasulullah ﷺ seseorang bisa mengetahui fenomena ini, karena manusia belum memiliki teknologi untuk menjelajahi kedalaman laut. Fakta ini semakin menguatkan keyakinan bahwa Al-Qur’an bukanlah buatan manusia, melainkan wahyu dari Allah SWT yang Maha Mengetahui segala sesuatu.
Sebagai seorang muslim, pengetahuan ilmiah ini seharusnya semakin meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT. Jika ilmu pengetahuan modern semakin mengungkap kebenaran dalam Al-Qur’an, maka seharusnya kita lebih bersemangat dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.