Doa yang Menggetarkan Arasy
Di antara doa-doa yang diabadikan dalam Al-Qur'an, salah satu yang paling dahsyat dan penuh makna adalah doa Nabi Yunus ‘alaihissalam. Ketika beliau berada dalam kegelapan perut ikan di dasar laut, doa ini menjadi penyelamatnya. Kalimat yang beliau ucapkan bukan sekadar permohonan, tetapi juga pengakuan mutlak akan keesaan Allah dan permohonan ampun yang mendalam:

"La ilaha illa Anta, subhanaka, inni kuntu minaz-zhalimin"
(“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.”)
Doa ini diabadikan dalam Al-Qur'an dalam Surah Al-Anbiya ayat 87:
وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَۚ٨٧
"Dan (ingatlah kisah) Dzun-Nun (Nabi Yunus) ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya. Maka ia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, 'Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim.'" (QS. Al-Anbiya: 87)
Bagaimana doa ini begitu luar biasa sehingga mampu menyelamatkan Nabi Yunus dari kegelapan lautan dan perut ikan? Apa hikmah besar yang dapat kita ambil darinya? Mari kita telusuri kisahnya.
Perjalanan Nabi Yunus dan Ujian Besar yang Menimpanya
Nabi Yunus diutus kepada kaum Ninawa, sebuah wilayah yang kini terletak di Irak. Beliau menyeru mereka kepada tauhid, tetapi kaum tersebut menolak dengan keras. Dalam keadaan marah dan kecewa, Nabi Yunus meninggalkan kaumnya tanpa menunggu perintah Allah.

Dalam perjalanan, beliau menaiki kapal yang kemudian diombang-ambingkan badai besar. Para penumpang sepakat untuk mengundi siapa yang harus dilempar ke laut demi meringankan kapal. Undian dilakukan tiga kali, dan setiap kali nama Nabi Yunus yang keluar. Akhirnya, beliau terjun ke laut dan ditelan oleh seekor ikan besar (dalam beberapa tafsir disebut sebagai paus).
Di dalam perut ikan, dalam gelapnya lautan dan kesendirian, Nabi Yunus menyadari kesalahannya. Saat itulah beliau berdoa dengan sepenuh hati, mengakui keesaan Allah dan mengakui dosanya.
Doa yang Membuka Pintu Keselamatan
Doa Nabi Yunus memiliki tiga unsur utama:
Allah pun mengabulkan doa tersebut, seperti yang disebutkan dalam Surah Al-Anbiya ayat 88:
فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـنْجِى الْمُؤْمِنِيْنَ ٨
“Maka Kami memperkenankan (doanya) dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya: 88)
Hikmah Besar dari Doa Nabi Yunus

Amalkan dan Yakini Doa Ini
Kisah Nabi Yunus mengajarkan bahwa dalam situasi seburuk apapun, harapan kepada Allah tidak boleh pudar. Doa ini bukan sekadar kata-kata, tetapi sebuah pengakuan dan kepasrahan total kepada Allah. Oleh karena itu, siapa pun yang membaca doa ini dengan penuh keyakinan akan mendapatkan pertolongan-Nya.
Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ:
“Barang siapa yang memiliki suatu kebutuhan kepada Allah atau kepada seseorang dari anak Adam, maka hendaknya ia berwudhu dengan baik, kemudian salat dua rakaat, lalu memuji Allah dan bershalawat kepada Nabi ﷺ, lalu mengucapkan: ‘La ilaha illa Anta, subhanaka, inni kuntu minaz-zhalimin’, lalu memohon keinginannya kepada Allah, niscaya akan dikabulkan.” (HR. Tirmidzi No. 479, disahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’ No. 1320)
Dengan demikian, mari kita amalkan doa Nabi Yunus dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menghadapi kesulitan. Doa ini bukan hanya warisan dari kisah seorang nabi, tetapi juga menjadi pedoman bagi seluruh umat Islam dalam menghadapi ujian hidup.