
Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Ishaq dan Al-Bayhaqi menggambarkan bagaimana Bilal diseret ke padang pasir yang panas, ditindih dengan batu besar di dadanya, dan dicambuk berulang kali. Dalam keadaan sekarat dan kesakitan, ia tetap bertahan dengan mengucapkan satu kata yang menggema sepanjang sejarah: "Ahad, Ahad" (Allah Maha Esa, Allah Maha Esa).
Keimanan Bilal yang tak tergoyahkan menarik perhatian Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat Nabi ﷺ yang dermawan. Abu Bakar kemudian menebus Bilal dengan harga yang tinggi dan membebaskannya dari perbudakan. Dengan kebebasannya, Bilal menjadi salah satu pengikut setia Rasulullah ﷺ dan memiliki peran besar dalam perjuangan Islam.
Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah ﷺ memberikan tugas mulia kepada Bilal: menjadi muadzin pertama dalam sejarah Islam. Suaranya yang merdu menggema di langit Madinah, menyeru umat Islam untuk menunaikan salat. Adzan Bilal menjadi panggilan suci yang hingga kini masih diteruskan oleh umat Islam di seluruh dunia.
Ketika Nabi Muhammad ﷺ wafat, Bilal merasakan duka yang mendalam. Ia tidak sanggup lagi mengumandangkan adzan di Madinah, karena setiap kali menyebut nama Nabi dalam adzannya, ia menangis tersedu-sedu. Akhirnya, ia meninggalkan Madinah dan menghabiskan sisa hidupnya di Syam (sekarang Suriah), di mana ia tetap aktif dalam perjuangan Islam hingga wafatnya.
Kisah Bilal bin Rabah memiliki relevansi besar dengan dunia modern. Di berbagai belahan dunia, banyak orang yang masih menghadapi diskriminasi dan tekanan karena keyakinannya. Bilal mengajarkan bahwa keberanian dalam mempertahankan iman adalah sesuatu yang bernilai tinggi di sisi Allah.
Selain itu, prinsip kesetaraan yang diajarkan dalam Islam masih menjadi isu penting dalam dunia saat ini. Masyarakat global terus berjuang melawan rasisme, perbudakan modern, dan diskriminasi dalam berbagai bentuknya. Islam, sebagaimana dicontohkan dalam kisah Bilal, menegaskan bahwa manusia dinilai bukan berdasarkan warna kulit atau status sosial, tetapi berdasarkan ketakwaannya kepada Allah.
Bilal bin Rabah adalah contoh nyata keteguhan iman dan perjuangan dalam menghadapi ujian hidup. Dari seorang budak yang disiksa hingga menjadi muadzin pertama dalam Islam, kisahnya menjadi inspirasi bagi umat Muslim sepanjang sejarah. Keberanian dan ketulusannya dalam mempertahankan keyakinan menjadi teladan bagi kita semua untuk tetap berpegang teguh pada prinsip dan nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan kita.
Semoga kita bisa mengambil pelajaran dari kisah luar biasa ini dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Allahu Akbar!
Temukan artikel menarik lainnya yang mungkin Anda sukai berdasarkan topik dan kategori yang serupa.