Dalam kehidupan, sering kali seseorang merasa telah melakukan dosa yang terlalu besar hingga berpikir tidak ada lagi jalan kembali. Namun, kisah dari hadist sahih ini menunjukkan betapa luasnya rahmat Allah dan bagaimana taubat yang sungguh-sungguh dapat menghapus dosa sebesar apa pun.
Lelaki yang Membunuh 100 Orang
Kisah ini diriwayatkan dalam Shahih Muslim (hadist no. 2766) dan Shahih Bukhari (hadist no. 3470, 7527). Dikisahkan bahwa ada seorang lelaki dari Bani Israil yang telah membunuh 99 orang. Ia kemudian ingin bertaubat, lalu bertanya kepada orang-orang tentang siapa yang paling berilmu di daerahnya. Mereka menyarankan seorang rahib (ahli ibadah).
Lelaki itu pun mendatangi sang rahib dan bertanya, “Aku telah membunuh 99 orang, apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?” Rahib tersebut menjawab, “Tidak ada taubat bagimu.” Mendengar jawaban itu, lelaki tersebut pun marah dan membunuhnya, sehingga genaplah 100 orang yang ia bunuh.
Namun, keinginan bertaubatnya masih kuat. Ia lalu mencari orang lain yang lebih berilmu. Kali ini, ia bertemu dengan seorang ulama. Lelaki itu kembali bertanya, “Aku telah membunuh 100 orang. Apakah masih ada kesempatan bagiku untuk bertaubat?”
Ulama itu menjawab, “Tentu saja! Siapa yang bisa menghalangi antara seorang hamba dan taubat?” Namun, sang ulama menasihatinya agar meninggalkan tempat tinggalnya yang penuh kejahatan dan pergi ke sebuah negeri yang lebih baik, di mana orang-orangnya beribadah kepada Allah. Tanpa ragu, lelaki itu pun segera berangkat.
Rahmat Allah Lebih Luas dari Dosa Manusia
Dalam perjalanan menuju negeri yang baru, lelaki itu meninggal dunia di tengah jalan. Saat itu, malaikat rahmat dan malaikat azab datang untuk mengambil ruhnya. Terjadi perdebatan di antara mereka: Malaikat rahmat berpendapat bahwa ia harus diampuni karena telah berniat bertaubat, sementara malaikat azab berpendapat bahwa ia belum sempat melakukan kebaikan.
Akhirnya, Allah mengutus malaikat lain untuk menjadi penengah dan memberikan keputusan bahwa jarak antara lelaki tersebut dan tempat tujuan harus diukur. Jika jaraknya lebih dekat ke negeri tujuan taubatnya, maka ia termasuk orang yang diterima taubatnya. Namun, jika lebih dekat ke tempat asalnya, maka ia akan termasuk golongan orang yang diazab.
Dengan kekuasaan-Nya, Allah memerintahkan bumi untuk bergeser, sehingga jarak lelaki itu menjadi lebih dekat ke negeri yang baik. Maka, malaikat rahmat pun mengambil ruhnya, dan Allah menerima taubatnya.
Pelajaran Berharga dari Kisah Ini
Kisah ini memberikan beberapa pelajaran penting:
Kesimpulan
Kisah ini adalah bukti nyata betapa luasnya rahmat Allah dan bagaimana seseorang tidak boleh berputus asa dari ampunan-Nya. Bahkan, seseorang yang telah membunuh 100 orang pun masih memiliki kesempatan untuk bertaubat dan mendapatkan pengampunan, asalkan ia benar-benar menyesal dan berusaha memperbaiki diri.
Semoga kisah ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa Allah Maha Pengampun dan selalu membuka pintu taubat bagi hamba-hamba-Nya yang ingin kembali kepada-Nya.
Referensi Hadist:
